
Kamis, 25 Agustus 2011
Senin, 15 Agustus 2011
Udin Sedunia Nambah Satu

Jumat, 15 Juli 2011 10:41 | Oleh : Imi Suryaputera | PDF | Cetak | Email
alt
Nama-nama yang menggunakan “Udin” bila dikumpulkan pasti sangat banyak. Makanya judul lagu “Udin Sedunia” yang dinyanyikan oleh seorang penyanyi karbitan Youtube ada benarnya.
Di kampung saya saja yang tak terlalu luas dan banyak penduduknya, yang namanya UDIN susah mengingatnya (memang tak pernah dicatat kok). Disamping itu orang yang pakai nama UDIN di kampung saya, selalu mendapat embel-embel di belakang namanya. Ini tentu saja untuk membedakan dan mengingat antara UDIN yang satu dengan UDIN UDIN lainnya.
Ada yang namanya Udin King. Dia ini tak ada hubungannya dengan Raja (mungkin kalau Raja Singa ada, hehehe). Kenapa dia sampau mendapat julukan Udin King, ini disebabkan kemana-mana pergi Udin menggunakan sepeda motor Yamaha RX King.
Kemudian ada pula yang namanya Udin Sex. Nah, nama Udin ini memang ada hubungannya dengan sex. Konon menurut teman-temannya si Udin yang satu ini memang suka ngesex ke tempat prostitusi. Lalu ada lagi Udin Puki (dalam bahasa Banjar, Puki ini adalah alat kelamin perempuan). Hal ihwal Udin yang ini dikarenakan dalam hampir tiap pembicaraannya selalu saja menyebut kata “puki”, ih jorok amat nih orang ya. Meski sudah pergi berhaji, si Udin ini tetap saja dipanggil dengan nama tenarnya itu, Cuma nambah menjadi H. Udin Puki (hahaha).
Nama Udin lainnya adalah Udin Sinso (chainsaw) atau alat potong mesin. Ini karena profesi si Udin yang menjadi pemotong kayu dengan menggunakan alat potong mekanis itu. Orang-orang yang sedang lapar atau kelaparan di kampungku, pasti akan teringat dengan Udin Nasi Goreng. Udin ini pun julukan dan panggilannya sesuai dengan profesinya sebagai penjual nasi goreng.
Banyak panggilan maupun julukan buat Udin, ini bukan nama Udin yang diplesetkan, tapi berdasarkan kebiasaan dan profesi. Kalau nama Udin yang dipelesetkan, maka saat ini perlu ditambah satu Udin lagi, yakni NAZARUDIN, yaitu UDIN yang punya NAZAR; entah dulunya nazar ingin terkenal, atau nazar sekaligus ingin terkenal dengan menjadi koruptor.
Sumber :www.pewarta-indonesia.com
Minggu, 14 Agustus 2011
Mewujudkan Integrasi Bangsa Melalui Reaktualisasi Nilai Pancasila

Jakarta, dpd.go.id – KONDISI bangsa Indonesia saat ini yang penuh dengan kesenjangan dan degradasi moral sangatlah memprihatinkan. Kondisi ini melahirkan kepedulian para cendekiawan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia) dan cendekiawan dari berbagai agama lain yang hadir dalam Simposium Nasional “Reaktualisasi Nilai-Nilai Pancasila untuk Integrasi Bangsa: Pandangan Cendekiawan Lintas Agama” untuk menuangkan kepedulian mereka melalui gagasan dan pemikiran menurut sudut pandang agama.
Amidhan dan Nanat Fatah Natsir, cendekiawan muslim, menyatakan bahwa reaktualisasi nilai Pancasila perlu dilakukan sehubungan dengan semakin meluasnya perilaku masyarakat yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Menurut Nanat, nilai Pancasila dapat direaktualisasikan melalui sosialisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. “Salah satunya haruslah dimulai dengan pendidikan dan sosialisasi dalam keluarga”, paparnya dalam acara Simposium Nasional yang bertempat di Kompleks Parlemen, Senayan-Jakarta, Rabu (10/08/11). I Ketut Parwata, tokoh agama Hindu, juga menyatakan hal yang serupa dengan menambahkan perlunya pendidikan budi pekerti selain pendidikan Pancasila .
Berbeda dengan cendekiawan Protestan, R.P.Borrong, yang menganggap bahwa reaktualisasi nilai-nilai Pancasila bukanlah kata yang tepat. “Yang dibutuhkan bangsa ini adalah aktualisasi sebagai suatu proses berkelanjutan”, jelasnya. Selanjutnya Borrong menambahkan strategi aktualisasi Pancasila antara lain: perlunya kebijakan pembangunan yang pro rakyat; perundang-undangan dan praksis hukum yang pro keadilan; tindakan para elit masyarakat yang menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran; memperhatikan dan memberi tempat berbagai aspirasi masyarakat.
Sastrapradja, cendekiawan Kristen katolik, menyimpulkan bahwa reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat memperkokoh dan membentuk karakter integrasi bangsa. Hal tersebut dapat terwujud dengan kepemimpinan nasional yang berkomitmen dalam mengadakan transformasi.
Citra Surya menutup acara dengan opini bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan perekat bangsa Indonesia. Selain itu, nilai-nilai Pancasila harus selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bukti bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup kita. Dengan demikian dapat terwujud Negara Indonesia yang adil dan makmur. (Dv/Leo/Af)
Komite IV DPD RI Tuntaskan Seleksi Calon Anggota BPK

Jakarta, dpd.go.id- Sidang Komite IV DPD RI kembali melanjutkan proses fit and proper test calon anggota BPK RI. Agenda hari ini, Kamis (11/08/2011) adalah mendengarkan penyampaian visi dan misi dari delapan orang calon anggota BPK yaitu; Iskariman Supardjo, Wewe Anggreaningsih, Kunto Endriyono, Jupri Bandang, Imam Solahudin, Emita Wahyu Astami, Fadjar O.P Siahaan, dan Eddy Suratman. Sidang dibuka oleh wakil ketua Komite IV Ella M. Giri Komala (Anggota DPD RI dari Jawa Barat), yang menekankan pentingnya proses seleksi ini, dimana DPR tidak bisa memilih anggota BPK tanpa rekomendasi dari DPD RI.
Dari calon-calon yang mengikuti seleksi hari ini, tidak semua memiliki latar belakang pendidikan ekonomi/akuntansi atau pun pengalaman sebagai auditor. Salah satunya adalah Kunto Endriyono. Pria kelahiran Yogyakarta, 1 Juni 1957 ini merupakan pensiunan peneliti pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan latar belakang pendidikan di bidang pertanian. Dia mengatakan tertarik mengikuti seleksi sebagai calon anggota BPK RI setelah membaca pengumuman di suatu surat kabar. “Anggota BPK memiliki tugas dan fungsi yang telah diatur dalam undang-undang, sehingga hal tersebut merupakan hal yang bisa dipelajari,” ungkap Kunto tentang motivasinya mengikuti seleksi ini.
Dalam proses seleksi ini, Komite IV DPD RI akan menilai setiap calon berdasarkan kriteria pendidikan, pengalaman, integritas dan kepemimpinan. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, DPD RI nantinya akan menetapkan 7 (tujuh) nama calon yang sangat direkomendasikan (highly recommended) sebagai pertimbangan atas semua calon angggota BPK yang diajukan oleh DPR RI. Sesuai jadwal yang telah ditetapkan, pengambilan keputusan pertimbangan DPD RI atas calon anggota BPK akan dilakukan saat Sidang Paripurna DPD RI yang akan digelar pada tanggal 15 Agustus 2011.
(saf)
Sumber :http://dpd.go.id/2011/08/komite-iv-dpd-ri-tuntaskan-seleksi-calon-anggota-bpk/
Langganan:
Postingan (Atom)